Peringatan proklamasi kemerdekaan RI tahun ini bertepatan dengan saat
umat Islam menjalankan ibadah shiyam Ramadhan 1433 H. Bukan merupakan
kebetulan karena memang itulah kehendak Allah SWT atas perjuangan rakyat
Indonesia dalam merebut kemerdekaannya.
Sesungguhnya kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh karena itu
segala bentuk penjajahan dan penindasan harus dihapuskan dari muka
bumi. Demikianlah pembukaan UUD 1945 yang menegaskan komitmen bangsa
Indonesia tentang makna kemerdekaan bagi setiap insan.
Sesungguhnya Islam hadir membawa misi pembebasan bagi manusia dari
segala bentuk penjajahan dan penindasan. Islam hadir untuk memperbaiki
akhlak umat manusia dan selanjutnya hanya menghamba kepada Allah SWT.
Termasuk dalam hal ini mem bebaskan manusia dari kungkungan hawa nafsu
yang mendorong manusia bersikap destruktif.
Misi Islam juga sesungguhnya un tuk memanusiakan manusia
(humanisasi), yaitu menghormati harkat dan martabat kemanusiaan. Dalam
artian, menempatkan manusia sebagai hamba Allah SWT yang mempunyai misi
untuk memakmurkan kehidupan di dunia ini.
Kita melihat bagaimana realitas menunjukkan, betapa akibat yang
ditimbulkan ketika manusia kehilangan jati diri kemanusiaannya. Dia lupa
akan hakikat kemanusiaannya sehingga terjerumus pada berbagai tindak
perilaku yang merusak pilar-pilar kehidupan ini.
Risalah Islam yang dibawa sejak Nabi Adam AS sampai Nabi Muhammad
SAW, sesungguhnya membawa misi transendensi. Yakni, menginformasikan
kepada seluruh umat manusia tentang urgensi penyembahan hanya kepada
Allah SWT (tauhid) sebagai pokok ajaran utama dalam agama Islam.
Makna liberasi dan humanisasi merupakan implikasi logis dari makna
autentik tentang misi transendensi dari risalah Islam sebagai ajaran
yang membawa rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil ‘alamin). Surah
Al-Ma’un mengajarkan tentang integrasi ketiga misi risalah Islam
tersebut sebagai bagian dari kesempurnaan ajaran Islam.
Tidaklah sempurna iman seorang, manakala kesalehan ritual yang
ditunjukkan dengan shalat dan lainnya, tidak membawa implikasi positif
bagi proses humanisasi pada sekelompok masya rakat marginal
(mustadh’afin). Terutama dalam bentuk kepedulian dengan memberikan
kontribusi bagi penguatan sendi-sendi ekonomi umat.
Ramadhan adalah bulan pencucian diri melalui ibadah puasa, yaitu
mencapai hakikat hidup yang autentik sehingga mencapai predikat takwa.
Shiyam Ramadhan mengajarkan kita tentang makna keikhlasan,
kesederhanaan, kemanusiaan, kesabaran, dan kedisiplinan sebagai
prasyarat untuk mencapai derajat muttaqin.
Pencapaian luar biasa manakala umat Islam Indonesia memahami dan
melaksanakan nilai-nilai Ramadhan. Merupakan agenda penting dalam proses
panjang perjuangan hidup bagi setiap individu dalam menerjemahkan Islam
sebagai risalah yang membawa misi liberasi, humanisasi, dan
transendensi. Sehingga, terwujud kehidupan masyarakat yang adil, makmur,
sejahtera, aman, lahir, dan batin, di bawah ridha Allah SWT.
Wallahua’lam.
»» Read More